Study Campus, Kunjungan Industry, dan Study Moderasi Beragama kelas XI MANDABO 2024


Study Campus, Kunjungan Industry, dan Study Moderasi Beragama MAN 2 Bojonegoro 16 – 20 Januari 2024

Kegiatan diawali dengan Study Campus di UNESA (Universitas Negeri Surabaya), setelah hampir 3,5 jam perjalanan Ketika rombongan berangkat dari MANDABO (MAN 2 Bojonegoro) pukul 05.00 WIB. Para siswa MANDABO diterima di Gedung pertemuan Fakultas Bahasa dan Seni yang berlokasi di Lidah Wetan Surabaya.

208 siswa MANDABO beserta 21 Bapak Ibu Guru Pendamping diterima oleh Kepala Seksi Informasi Publik Unesa M. Arifuddin.

Seremonial Acara Study Campus diawali dengan sambutan oleh Kepala MANDABO Bapak Drs. H. Bambang Wiyono, M.Pd. Dalam sambutanya, di samping beliau menyampaikan bahwa program rutin taunan ini diperuntukkan bagi siswa kelas XI,  orang nomer satu di MANDABO ini juga menyatakan bahwa ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan Study Campus bagi para siswanya. Di antara tujuan yang mendasar adalah untuk menambah wawasan siswa tentang perguruan tinggi guna meningkatkan minat mereka  meneruskan Pendidikan pada jenjang selanjutnya. Serta secara lebih dini para siswa agar bisa berfikir tentang jurusan apa yang nantinya akan diambil pada perkuliahan Ketika mereka sudah tiba waktu masuk perguruan tinggi.

Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari fihak UNESA. Dalam paparanya, M. Arifuddin secara detail menjelaskan tentang tehnik dan jalur masuk di UNESA.

Bapak Basit (Dosen UNESA) yang mendampingi Bapak M. Arifuddin dalam acara tersebut turut serta menyampaikan beberapa Informasi penting kepada para siswa MANDABO yang hadir. Di antaranya:

1. Sejarah perkembangan UNESA,

2. Macam-macam Fakultas dan Jurusan yang ada di UNESA,

3. Keunggulan UNESA, Sarana dan Prasarana yang mendukung perkuliahan di UNESA, sampai beliau juga sempat mencatat bahwa pada tahun 2023 ada 9 Alumni MANDABO yang diterima di UNESA.

Sebelum acara ditutup, ada sesi tanya jawab. Di mana dalam sesi ini beberapa siswa MANDABO secara antusias berebut bertanya hingga harus dibatasi karena keterbatasan waktu.

Setelah itu dilanjutkan dengan penyerahan kenang-kenangan dari Mandrasah Aliyah Negeri 2 Bojonegoro oleh Drs. H. Bambang Wiyono, M.Pd. selaku kepala MANDABO kepada Kampus UNESA.

Tepat pukul 11.30 WIB acara Study Campus berakhir dan program selanjutnya adalah Kunjungan Industri.

Pada sesi ini rombongan dibagi menjadi dua. Bus 2 yang terdiri dari kelas XI Agama dan kelas XI-H yang merupakan kelas plus keterampilan Tata Busana, melakukan Kunjungan Industri di Aneka Mode Indonesia, Perusahaan yang bergerak di bidang Fashion Industri, yang terletak di  Jl. Kidemang Singomenggolo KAV 1-2 Buduran Sidoarjo.

Di Perusahaan Aneka Mode ini, siswa-siswi MANDABO yang didampingi oleh Pembina Kelas Keterampilan Tata Busan Ibu Eni Erayanti, S.Pd., diterima secara langsung oleh HRD Aneka Mode Ibu Eyriz Dhanita RF. Dengan ramah Ibu Cantik ini mengarahkan para stafnya dari berbagai bidang untuk membimbing rombongan MANDABO mengamati proses produksi dari awal hingga akhir

Sementara rombongan yang ke dua terdiri dari 3 bus yang berasal dari kelas  XI-B, XI-C, XI-D, XI-E, XI-F, dan XI-G melakukan kunjungan industry di Mako Lantamal V Surabaya. Pangkalan Militer yang terletak di Jl.  Laksada Moh. Nazir No. 56, Perak Utara Kec. Pabean Cantikan Surabaya.

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai pada kunjungan industry kali ini. Namun yang terpenting dalam agenda tahunan ini adalah bagaimana para siswa MANDABO yang merupakan siswa dari MAN Plus Keterampilan bisa mengetahui secara langsung aplikasi atas ilmu-ilmu yang mereka pelajari selama menuntut ilmu di kelas. Sehingga pada akhirnya mereka merasa berbesar hati karena ternyata ilmu keterampilan yang mereka pelajari selama ini dapat diaplikasikan dalam dunia kerja.

Pada sore hari, tepatnya selasa sore 16 Januari 2024 pukul 14.30 WIB, rombongan melanjutkan perjalanan ke Pulau Bali untuk melaksanakan agenda berikutnya yaitu Study Moderasi Beragama.

Setelah menempuh 14 jam perjalanan dengan beberapa kali istirahat, salat dan makan malam, akhirnya rombongan pun tiba di pulau dewata.

Di pulau yang lebih dikenal oleh Sebagian masyarakat dunia bila dibandingkan dengan negara Indonesia itu sendiri, Study Moderasi Beragama siswa-siswi MANDABO dihiasi dengan mengunjungi beberapa destinasi wisata. Hal ini dimaksudkan agar keberangkatan mereka ke Bali terasa lebih sempurna dan berkesan mendalam. Di antara tempat wisata yang dikunjungi di Bali adalah;

  1. Tanah Lot,
  2. Air Terjun Blangsinga,
  3. Pertunjukan Tari Barong,
  4. Tanjunng Benoa
  5. Beberapa tempat oleh-oleh Khas Bali.

Sementara Study Moderasi Beragama sebagai agenda inti dilaksanakan di dua tempat. Yakni;

  1. Masjid Agung Ibnu Batutah.

Masjid yang terletak di Jl. Nusa Dua, Kuta. Kec. Kuta Selatan. Kab. Badung, Bali ini adalah Kawasan yang menjadi simbul kerukunan antar umat beragama. Yakni Kawasan Puja Mandala, yaitu kompleks tempat berkumpulnya lima sarana ibadah, yakni Pura bagi Umat Hindu, Vihara untuk Umat Buddha, Gereja untuk Umat Katolik dan Protestan, serta Masjid sebagai tempat  ibadah Umat Islam.

Masjid Agung Ibnu Batutah mempresentasikan umat Islam di Kompleks tersebut . terletak di antara Gereja dan Pura. Masjid tiga lantai dengan gaya khas arsitektur Masjid Indonesia ini terlihat sangat menonjol karena keberadaanya yang tampak begitu mudah dari berbagai penjuru.

Keunikan lain dari lokasi Puja Mandala yang mungkin hanya satu-satunya di dunia adalah tidak jarang pengunjung dan Masyarakat sekitar mendengar suara azan, lonceng Gereja, kidung Hindu, dan genta yang berbunyi bersamaan.

Dan inilah yang menyebabkan lokasi Puja Mandala dijadikan tujuan untuk melakukan Study Moderasi Beragama oleh siswa-siswi MANDABO.

2. Makam Keramat Raden Ayu siti Khodijah.

Makam yang lokasinya berada di Jl. Gunung Batukaru, Pemecutan, Kec. Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali   ini menjadi destinasi pada agenda Study Moderasi Beragama MANDABO karena ini adalah makam dari orang yang dikenal sebagai sosok penyebar agama Islam dan sekarang dikelola oleh orang-oarang yang sebagian Non Muslim.

Nama Raden Ayu Siti Khodijah sangat familiar di kalangan umat Islam khususnya di wilayah Bali dan Sekitarnya, walaupun tentang istilah penyebutan nama dalam catatan berbeda penulisan dan pengucapanya.

Raden Ayu siti Khodijah memiliki nama asli Gusti Ayu Made Rai atau disebut juga dengan Raden Ayu Pemecutan yang merupakan seorang putri dari Raja Pemecutan. Namun tidak jelas Raja Pemecutan yang mana.

Seperti pada umumnya putri Raja. Beliau terkenal cantik jelita. Sehingga banyak pembesar Kerajaan Bali yang ingin meminang sang Putri. Namun musibah datang, sang Putri mengidap penyakit kuning. Raja Pemecutan berusaha menyembuhkan hingga membuat sayembara bagi yang bisa menyembuhkan penyakit sang Putri, jika Perempuan akan diangkat menjadi anak Raja dan jika laki-laki akan dikawinkan dengan Raden Ayu Pemecutan.

Kabar sayembara ini terdengar oleh seorang Ulama di Yogyakarta dan mempunyai seorang anak didik yang jadi Raja di Madura yaitu Cakraningrat IV. Ulama yang dalam buku Sejarah keramat Raden Ayu Pemecutan disebut Syech ini memanggil Cakraningrat IV ke Yogyakarta untuk mengikuti sayembara tersebut. Raja Madura ini berangkat ke Bali untuk menyembuhkan sang Putri, dan tentu saja berhasil.

Setelah sang Putri sembuh, lalu Raden Ayu Pemecutan dan Cakraningrat IV dinikahkan dengan cara Islam. Dan Raden Ayu Pemecutan pun menjadi muallaf sehingga bergelar Raden Ayu Siti Khodijah. Untuk kemudian sang Putri diboyong ke Madura oleh Cakraningrat IV.

Suatu Ketika Raden Ayu pulang ke Bali beserta 40 orang pengawal. Cakraningrat IV memberikan bekal berupa guci, keris dan sebuah pusaka berbentuk tusuk konde yang diselipkan di rambut yang putri. Sesampainya di Kerajaan Pemecutan, Siti Khodijah disambut dengan riang gembira. Namun kala itu tidak ada yang mengetahui bahwa sang Putri telah memeluk agama Islam. Pada suatu hari saat sandikala (menjelang petang) di puri, Raden Ayu Pemecutan alias Raden Ayu siti Khodijah menjalankan salat maghrib di merajan puri dengan dengan menggunakan mukena (kerudung). Ketika itu salah seorang patih di Puri melihat hal tersebut. Mereka tidak menyadari kalua sang Putri telah memeluk agama Islam dan sedang sembahyang. Menurut kepercayaan di Bali, hal tersebut dianggap aneh dan dikatakan sebagai penganut aliran ilmu hitam. Dan hal itu dilaporkan kepada Raja, sang Raja pun menjadi murka. Ki Patih diperintahkan untuk membunuh Raden Ayu Siti Khodijah. Raden Ayu Siti Khodijah di bawa ke kuburan areal pemakaman yang luasnya 9 Ha. Sesampainya di depan pura Kepuh Kembar, Raden Ayu berkata kepada Patih dan Pengawalnya, “aku sudah punya firasat sebelumnya mengenai hal ini. Karena ini adalah perintah Raja, maka laksanakanlah. Dan perlu kalian ketahui bahwa aku saat itu sedang sembahyang menurut kepercayaan Isalm, tidak ada maksud jahat apalagi ngeleak”. Demikian kata Siti Khodijah.

Raden Ayu berpesan kepada sang patih, “ jangan aku dibunuh dengan menggunakan senjata tajam. Karena senjata tajam tak akan membunuhku. Bunuhlah aku dengan menggunakan tusuk konde yang diikat dengan daun sirih serta dililitkan dengan benang tiga warna, merah, putih, dan hitam (Tri Datu), tusukkan ke dadaku. Apabila aku sudah mati, maka dari badanku akan keluar asap. Apabila asap tersebut berbau busuk, maka tanamlah aku. Tetapi apabila mengeluarkan bau harum, maka buatkanlah tempat suci yang disebut kramat”.

Setelah meninggalnya Raden Ayu, maka betul dari badannya keluar asap yang berbau sangatlah harum. Peristiwa itu sangat mengejutkan para patih dan pengawal. Perasaan mereka menjadi tak menentu, dan bahkan banyak yang meneteskan air mata. Sang raja menjadi sangat menyesal. Jenazah Raden Ayu dimakamkan di tempat tersebut serta dibuatkan tempat suci  yang disebut Kramat, sesuai dengan permintaan beliau menjelang dibunuh. Untuk merawat makam tersebut, ditunjuklah  Gede Sedahan Gelogor yang saat itu menjadi kepala urusan Istana di Puri Pemecutan.

Itulah dua tempat yang menjadi tujuan dari kegiatan Study Moderasi Beragama siswa-siswi MAN 2 Bojonegoro tahun 2024.

Menjelang sore hari, Jum’at 19 Januari 2024, selesailah rangkaian kegiatan Study Campus, Kunjungan Industri, dan Study Moderasi Beragama. Hingga rombongan pun mulai bergesar dari pulau Bali menuju Bojonegoro.  Pada Sabtu, 20 Januari 2024 pukul 10.45 WIB. Dengan selamat siswa-siswi MANDABO beserta para guru pendamping tiba di Campus MAN 2 Bojonegoro.

Sebagai penutup laporan dari kegiatan besar tahunan MANDABO kali ini, Agus Kamaluddin, S.Pd I. selaku Wakil Kepala bagian HUMAS yang sekaligus menjadi ketua panitia Study Campus, Kunjungan Industri, dan Study Moderasi Agama, mewakili Bapak Drs. H. Bambang Wiyono, M.Pd. mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua fihak yang terlibat, terkhusus kepada wali murid kelas XI yang telah memfasilitasi anak-anaknya sehingga dapat mengikuti agenda ini. *A.K. dan Team HUMAS MAN 2 Bojoengoro.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *